Ada suatu kisah menarik yang
diambil dari Kitab Purana (Hindu), tersebut adalah seekor Sapi Betina (Celestial)
yang sedang berduka dan bermuram hatinya. Sang penguasa Celestial Dewa Indra
atau Sakra mendekati Sapi Betina dan menanyakan gerangan apa yang membuat
hatinya berduka. Kepada Indra, Ia mengutarakan kegelisahan tentang nasib putra-Nya (Sapi Jantan) yang hidupnya
menderita di sebuah ladang nan luas, tubuhnya kurus kering, dan tiada bernafsu
(tanda gairah) untuk hidup dan bekerja di ladang. Mendengarkan pengaduan tersebut,
Sang Celestial sedikit terkejut, baru sadar betapa berharganya anak Sapi (Jantan). Ya sapi
adalah symbol dari manifestasi (Spiritual) dalam ajaran Hindu kuno dan di era
modern hal tersebut dianggap kurang makna, namun kita akan menggali korelasi
dengan semangat jaman ini.
Sebuah kekuatan memang dapat
ditularkan, namun Kehendak itu sulit apalagi jika kita berbicara di ranah
public. Sebuah Kehendak dapat terwujud dalam bimbingan-Nya, adalah sebagai
manifestasi yang lebih tinggi (Kesadaran) dalam bentuk reserve atau
penyelamatan terhadap hal – hal yang telah melampaui batasan-Nya dan
membahayakan kehidupan itu sendiri. Dan bisa menjadi suatu kesepakatan (Umum) untuk
semua kurang lebihnya sama dalam kesetaraan
(hukum). Kehendak tidaklah bebas sebab dia mengambil, mengolah dan memberikan
apa yang layak, dan dapat menghapus maknanya (Umum) jika ditujukan untuk accunt
(Individu) tertentu atau gugur secara segaja karena mendegradasi kesemuanya
tanpa alasan yang tepat. Untuk itu Kehendak terbelah menjadi dua bukan bagian yang sama besar namun tetap sejalan
dengan tujuannya. Yang satu sebagai motor (mesin) yang lainnya gerbong
mengikuti. Masing masing dari belahan ini harus seimbang satu dengan lainnya dalam
porsinya.
Setiap mesin harus tetap dirawat dan tidak dibiarkan menjadi rusak
(alami) oleh karat atau segaja lainnya (beban kelebihan). Seperti seekor Sapi
Jantan yang bekerja di sebuah ladang, ia harus dirawat dengan benar, symbol
menifestasi segala bidang kerja. Tanpa motor penggerak semua takkan
berjalan / bekerja sesuai dengan tujuan dan bidang-bidang yang ditekuni.
Modifikasi bukan secara merta dari (Kehendak) radikal dalam perancangannya,
namun mengikuti kebutuhan dan keseimbangannya. Apa pesan moral dari itu adalah
cermin keadaan sendiri, sesuatu yang mesti kembali pada pokok untuk kesemua
bagian (Kelestarian) adalah apa –apa demi kebaikan untuk seluruhan
tubuh.
Indra / Sakra Sang penguasa
Celestial dalam budaya Hindu kuno adalah Symbol dari H’Yang merasa, Sapi Betina
adalah induk dari pengaduan (persoalan). Adalah tanggung jawab Sakra atas
semua untuk perbaikan dalam Mitology Hindu yang bersifat Celestial adalah lambang dari kecerdasan,
(keadilan) memutus masalah dengan tepat, kehendaknya adalah jaminan dari kedaulatan
Celestial dan resiko yang diambilnya. Daya Celestial menurut mitology adalah
lahir dari kebajikan-Nya untuk semua.
Demikian cerita sederhana dapat
ditangkap, ada kurang atau lebih adalah waktu sendiri yang mengungkapkan. Untuk
lebih mengenal berbagai budaya (Culture) tentu bukan pekerjaan mudah, dan menangkap
makna (Jaman) dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan korelasi dari sudut
pandang mantan (leluhur). Disymbolkan dengan objek dan sifat yang menyertai, akan
memperluas wawasan dan pengalaman yang mungkin berguna dalam menghadapi
berbagai fenomena yang mungkin terjadi di sekeliling kita.