Selasa, 25 Maret 2014

Sapi Jantan




Ada suatu kisah menarik yang diambil dari Kitab Purana (Hindu), tersebut adalah seekor Sapi Betina (Celestial) yang sedang berduka dan bermuram hatinya. Sang penguasa Celestial Dewa Indra atau Sakra mendekati Sapi Betina dan menanyakan gerangan apa yang membuat hatinya berduka. Kepada Indra, Ia mengutarakan kegelisahan tentang  nasib putra-Nya (Sapi Jantan) yang hidupnya menderita di sebuah ladang nan luas, tubuhnya kurus kering, dan tiada bernafsu (tanda gairah) untuk hidup dan bekerja di ladang. Mendengarkan pengaduan tersebut, Sang Celestial sedikit terkejut, baru sadar betapa  berharganya anak Sapi (Jantan). Ya sapi adalah symbol dari manifestasi  (Spiritual) dalam ajaran Hindu kuno dan di era modern hal tersebut dianggap kurang makna, namun kita akan menggali korelasi dengan semangat jaman ini.

Sebuah kekuatan memang dapat ditularkan, namun Kehendak itu sulit apalagi jika kita berbicara di ranah public. Sebuah Kehendak dapat terwujud dalam bimbingan-Nya, adalah sebagai manifestasi yang lebih tinggi (Kesadaran) dalam bentuk reserve atau penyelamatan terhadap hal – hal yang telah melampaui batasan-Nya dan membahayakan kehidupan itu sendiri. Dan bisa menjadi suatu kesepakatan (Umum) untuk semua kurang lebihnya  sama dalam kesetaraan (hukum). Kehendak tidaklah bebas sebab dia mengambil, mengolah dan memberikan apa yang layak, dan dapat menghapus maknanya (Umum) jika ditujukan untuk accunt (Individu) tertentu atau gugur secara segaja karena mendegradasi kesemuanya tanpa alasan yang tepat. Untuk itu Kehendak terbelah menjadi dua bukan  bagian yang sama besar namun tetap sejalan dengan tujuannya. Yang satu sebagai motor (mesin) yang lainnya gerbong mengikuti. Masing masing dari belahan ini harus seimbang satu dengan lainnya dalam porsinya.

Setiap mesin harus tetap  dirawat dan tidak dibiarkan menjadi rusak (alami) oleh karat atau segaja lainnya (beban kelebihan). Seperti seekor Sapi Jantan yang bekerja di sebuah ladang, ia harus dirawat dengan benar, symbol menifestasi segala bidang kerja. Tanpa motor penggerak semua takkan berjalan / bekerja sesuai dengan tujuan dan bidang-bidang yang ditekuni. Modifikasi bukan secara merta dari (Kehendak) radikal dalam perancangannya, namun mengikuti kebutuhan dan keseimbangannya. Apa pesan moral dari itu adalah cermin keadaan sendiri, sesuatu yang mesti kembali pada pokok untuk kesemua bagian (Kelestarian) adalah apa –apa demi kebaikan untuk seluruhan tubuh.

Indra / Sakra Sang penguasa Celestial dalam budaya Hindu kuno adalah Symbol dari H’Yang merasa, Sapi Betina adalah induk dari pengaduan (persoalan). Adalah tanggung jawab Sakra atas semua untuk perbaikan dalam Mitology Hindu yang bersifat  Celestial adalah lambang dari kecerdasan, (keadilan) memutus masalah dengan tepat, kehendaknya adalah jaminan dari kedaulatan Celestial dan resiko yang diambilnya. Daya Celestial menurut mitology adalah lahir dari kebajikan-Nya untuk semua.

Demikian cerita sederhana dapat ditangkap, ada kurang atau lebih adalah waktu sendiri yang mengungkapkan. Untuk lebih mengenal berbagai budaya (Culture) tentu bukan pekerjaan mudah, dan menangkap makna (Jaman) dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan korelasi dari sudut pandang mantan (leluhur). Disymbolkan dengan objek dan sifat yang menyertai, akan memperluas wawasan dan pengalaman yang mungkin berguna dalam menghadapi berbagai fenomena yang mungkin terjadi di sekeliling kita.