Untuk berusaha untuk memahami manusia
adalah berusaha memahami keunikan mereka. Pembagian radikal antara manusia dan
alam selebihnya sangat mencolok bahwa untuk pemikir pra-ilmiah itu bukti yang
cukup bahwa kita adalah porsi Ilahi disukai penciptaan - terasa berbeda , entah
bagaimana lebih dekat kepada Allah. Dalam kelangsungan hidupnya manusia mempunyai tujuan
material dan non material, baik dia sebagai individu maupun sebagai makluk
social. Rasa saling menghargai setiap hak individu maupun kelompok diatur
sesuai hukum dan norma-norma yang
berlaku di lingkungan tersebut. Kehidupan bermasyarakat berarti perjuangan dari
seluruh komponen untuk mencapai kesejahteraan dan peningkatan kualitas
kebutuhan dasarnya. Dari psycologis kita sendiri hidup di lingkungan yang dikondisikan
tidak hanya oleh kendala biologis dan fisik yang semua makluk tunduk pada alam, tetapi juga
dengan simbol dan bahasa . Lingkungan dikondisikan oleh makna, dan makna
terletak pada pikiran kolektif kelompok .
Kehidupan yang beragam tidak dapat
diatur seperti layaknya perusahaan atau pabrik, setiap kelompok organism memiliki
landasan dan paradima berfikir yang berbeda. Untuk itu etika (sudut pandang) di
setiap komunitas satu dengan lainya tidak selalu sama didasarkan pengalaman
historis dari satu lainnya memang berbeda. Namun dari kesimpulan dapat ditarik
garis persamaan setiap kolompok masyarakat pada hakikatnya mempunyai kebutuhan
yang sama untuk saling berbagi dan memperluas wawasan berfikir dalam mencapai
tujuan. Kehidupan yang dinamis dan selaras dengan alamnya masih dapat ditemui
di masyarakat pedesaan yang sebagian besar hidupnya bertumpu pada pertanian dan
perkebunan. Dimana kelompok masyarakatnya telah membagi satuan tugas
masing-masing untuk memelihara
lingkungan, bergotong-royong, mengerjakan saluran air untuk pertanian secara
bersama-sama. Membentuk koperasi dan pendidikan dasar di setiap lingkungan.
Bermusyawarah adalah cara untuk mengambil keputusan dalam kelompok. Ada dewan
penasihat atau tetua desa, untuk kompas pertimbangan arah kebijaksanaan di
wilayah tersebut dan memberi nasehat yang tepat. Di wilayah perkotaan agak
berbeda pola dalam pembaurannya sosialnya karena masyarakat itu berasal dari
lingkungan yang berbeda-beda(pendatang) dan bermacam variasi atau inovasi untuk
membentuk organisasi. Selain itu akses informasi yang memudahkan untuk saling memahami
dan menyelesaikan persolan secara sistemis dimana etika lebih didekatkan pada
pemikiran yang bersifat rasional dan dapat diterima oleh kalayak sehingga
mobilisasi (dinamisasi) penduduk kota lebih cepat daripada penduduk di wilayah
pedesaan.
Kritik social menurut studi filsafat, adalah sebagai bagian dari tatanan moral alam semesta , yang
tersembunyi dalam kode dan bersifat metafisik . Dalam setiap kasus sosial kritik yang bertahan bagi kita , kritik
diterima secara sosial yang tersembunyi balik wajah pelindung paradoks , simbol dan makna. Singkatnya ,
kita melihat semacam dialektika bekerja di sini , antara, di satu sisi, kebiasaan sosial yang didirikan
dan kepentingan itu melindungi dan ,
di sisi lain, membuka ruang kesadaran yang dapat memahami kritik dan alternatif untuk pengembangan ataupun pengurangan
kehidupan vital. Pada tingkat sosial serta kehidupan organisasi , sistem individu berkembang melalui pengalaman dan trial kompas
lebih komprehensif pemahaman dan
kebiasaan .
Menurut Hobbes, filsafat sosial dan politik didasarkan pada metafisika yang juga filsafat sosial dan
politik di bawah sadar bentuk , tapi
satu dapat melihat dengan sia-sia untuk garis itu yang tidak tetap dalam menghormati patuh pada kekuasaan leluhur
tempat dan waktu . Dari yang filsuf lain akan mengatakan
berbeda? Secara umum, pemikiran sosial dihindari untuk detail yang subserved ke metafisika sistem yang
membenarkan yang diberikan – putusan paradigma bagaimana masyarakat harus hidup yang tidak
pernah sendiri dipertanyakan .
Singkatnya hidup bermasyarakat
membutuhkan kemitraan dan kerjasama satu lainya tanpa harus mengusir yang
berbeda dan rasionalitas menjadi jembatan penghubung satu dengan lainnya sehingga
perbedaan sudut pandang dalam wawasan
yang lebih luas kian tidak begitu menonjol. Kritik ditujukan sebagai
penyeimbang (meraba) atas kebijakan yang ditempuh. Sehingga pola organisasi di
masyarakat lebih dinamis kokoh dan mampu menjawab tantangan, gesekan,
pengembangan atau mengurangan nilai serta perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di masa mendatang.