Selasa, 23 September 2014

Link


Keyakinan datang dari dua kata Latin, 'kembali' (lagi) dan 'ligere' (link). Keyakinan adalah proses re - menghubungkan individu dengan Pencipta. Hal ini mengandaikan bahwa manusia dulunya awalnya dikaitkan dengan Tuhan yang paling secara intim. Perpisahan kami dari Pencipta diwakili oleh ratusan mitos, cerita dan perumpamaan yang dihasilkan oleh berbagai budaya dan keyakinan di dunia. Ada kesamaan yang menakjubkan antara ini cerita penciptaan. Realitas yang sebenarnya dari penciptaan dunia dan hubungan kita dengan Tuhan sebelum, selama dan setelah proses ini kita sebut 'hidup' mungkin akan selalu tetap menjadi misteri untuk rasional pikiran. Kebenaran tersebut ada di luar dualitas pikiran rasional dan dengan demikian hanya dapat didekati melalui model, contoh, cerita dan perumpamaan, yang semuanya gagal untuk memberikan seluruh gambar. Total reality dapat dialami hanya sekali pikiran telah melampaui, seperti karena selama meditasi yang mendalam, atau dalam ekstasi, atau sangat kreatif proses, ketika perasaan kedirian individual dihapus dan satu menyatu dengan All.

Penyatuan yang disebabkan oleh pertemuan di perlintasan akan membawa pesan yang berbeda bagi pengantar. Penaklukan untuk daerah yang rawan dan misi yang harus diperjuangkan, mustahil dicapai tanpa kedalaman intelectualita, sikap offensif, menghargai serta kompromis dengan liyan. Dari itu terbentuk persepsi umum dan berlaku melalui informasi, aturan, tindakan, dan analisis yang tepat serta larangan yang harus dijaga untuk ketertiban bersama.  Cara yang sama dengan keyakinan adalah pelita dari leleh berjenis aneka lilin. Individu dan masyarakat tidak bisa ada tanpa link mereka terhubung ke pusat, menciptakan dan mempertahankan kekuatan hidup yang kita sebut Tuhan. Ketika kita bergerak luar terhadap keliling lingkaran, kita bergerak menjauh dari tingkat spiritual batin yang menjadi dangkal eksternal kepribadian dan fisik sifat-sifat yang memisahkan kita menjadi berbeda entitas. Tidak peduli seberapa berbeda atau jauh mereka mungkin tampak pada permukaan, kita semua terhubung dalam kesatuan spiritual pusat, apakah kita mengakui atau tidak. Masing-masing dari kita dapat memilih apakah akan mengidentifikasi dan berkonsentrasi pada perbedaan dangkal antara diri sendiri dan orang-lain atau pada kesatuan bawaan dari masing-masing Roh leluhur.



Spiritual adalah tatanan mendasar bagi penduduk yang berada di daerah katulistiwa. Setiap hierakhis kekuasaan mengukuhkannya pada poin pertama, dan menjadi kajian panjang dari peradapannya. Kemajuan atau kemundurannya  disesuaikan ritme dan keadaan yang menyertainya. Sywa-Budha mencapai tingkat popular di masanya dengan berbagai ritus, Chandi, dan symbol yang masih melekat hingga saat ini. Sejarah mencatat sukses Dynasti di berbagai tempat di nusantara. Sentra peradapan yang mampu bertahan lama, roda yang terus bergerak, merangkul , berasimilasi dengan berbagi kultur budaya di berbagai tempat. Daya creative  yang mampu menarik minat dari luar, untuk sekedar mengunjungi atau bertransaksi bahkan mendalami rootnya. Dari selatan baik melalui pelayaran atau perjalanan darat memulai menjalin hubungannya. Sebuah link khusus elite pada awal adalah jalan bagi masyarakat perubahan. Diversity yang disesuaikan, dan pemenggalan adalah kelahiran samudra baru bagi generasi yang akan datang. Mengarungi sejarah adalah titik kompas yang mempertemukan peradapan lampau, sekarang dan akan datang. The path adalah sedemikian menjadi titik pemahaman, (Ideal) rules yang mesti survive in time.

Dinasty datang silih berganti di sepanjang jaman, dampak globalisasi (pelayaran) kuno memberi pengaruh yang signifikan di kerajaan nusantara. Jatuh bangun, intrik dan strategi yang didasarkan pada keyakinan minim pengetahuan, membuat feodalism mengalami re/evolusinya. Imperalsme dan demoralisme kabut yang terus menyelimuti struktur Dinasty kerajaan. Kesadaran di bangun, dan jatuh pada pemangku kepentingan sesaat. Tak ayal masyarakat kelas bawah tereliminasi pada kesemarawutan system neofeodalisme. Namun spirit kebersamaan berjalan di atas waktu sendiri, seperti roh yang berputar di cakrawala, adalah tentang nilai-nilai keselamatan bersama. Angin tak akan berhenti  membawa perubahan, peradapan selalu diuji dalam gelombang, pengetahuan adalah sangat penting di atas dasar keyakinan masing-masing. Keberhasilan lebih ditentukan oleh kesiapan dan daya kreativitas, ulet menghadapi tantangan zamannya. Apa yang terjadi adalah searah perjuangan di masa lampau, tidak kurang dan lebihnya adalah bukti yang dapat ditemukan di sekitar kita, pada struktur dan kelas masyarakat. Ada yang masih bertahan, atau juga sama sekali tidak dikenal nyata namun jejak masih samar ditemui di berbagai budaya di masyarakat.

Dari samudra yakinan, adalah titik temu dari berbagai aliran sungai, dimana pengendapannya adalah sejarah yang telah terlampui. Kahadiran adalah bekal cerita meski berbeda, namun sama dalam tujuannya. Penziarah di harap mampu memahami phenomena,  serta membawa kembali nilai-nilai leluhur (direct) yang terhubung pada tempatnya. Untuk setiap gaya yang diberikan adalah pantulan dari suatu object, pertimbangkan kesadaran spiritual layaknya cahaya untuk penerang kegelapan disekitarnya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar