Seperti seorang pengembala,
ladang lebih berkuasa atas dirinya sendiri. Tidak ada yang tahu mereka yang
lahir dari ladang akan menjadi seorang pengembala atau seorang petani.
Tampaknya rantai kehidupan begitu kuat mengikatnya, melepaskan diri itu, ia akan
kehilangan segalanya, ya sejarah kepengecutan akan diabadikan oleh sebab
kondisi dan kebutuhannya. Namun jika ia tuan tunggal, maka ia juga termasuk
budak tunggal, the kuat tak akan mengubah element apapun disekitarnya. Sekedar
kasar energy, dan apa efeknya tanpa distribusi penyalurannya, dalam philosof
Hindhu termasuk term pertama Dravaya (basic)natural eksistensi partikel
meliputi earth, water, fire, air, ether, time, direction, soul, and mind. Oleh karena itu hak yang terkuat, yang, meskipun semua tampak
berarti ironisnya, adalah benar-benar diletakkan sebagai subyek prinsip dasar. Angkatan adalah kekuatan fisik, dan apakah gagal untuk melihat apa efek moral yang dapat memiliki untuk menghasilkan
memaksa adalah tindakan kebutuhan tanpa menghiraukan akibat yang
ditimbulkannya. Patuhi kekuatan yang
ada, jika hal ini berarti
hasil untuk memaksa, itu adalah baik ajaran, tapi berlebihan. Semua kekuasaan berasal
dari Tuhan, harus diakui, tetapi begitu juga semua penyakit :
artinya bahwa kita dilarang untuk memanggil dukun? Misal sebuah perampok mengejutkan saya di tepi jalan : harus saya tidak hanya menyerahkan dompet saya
pada paksaan ; tapi, bahkan jika aku bisa menahannya, aku dalam hati nurani terikat untuk
memberikan kasih? Untuk tentu
ia memegang pistol juga kekuatan. Marilah kita mengakui kekuatan yang tidak
menciptakan benar (cara), dan
bahwa kita wajib mematuhi hanya kekuasaan yang sah. Dalam hal ini, asli seperti
pertanyaan berulang. Sejak ada orang memiliki otoritas alami atas
sesama, dan menciptakan kekuatan tidak benar, kita harus menyimpulkan bahwa
konvensi membentuk dasar dari semua otoritas yang sah atasnya pelestarian. Namun untuk tingkat filsuf adalah keniscayaan, melestarikan dengan
mengganti, kebijakan diambil, kebijakan dibuat, diamputasi. Seperti ladang akan
tetap sama kondisinya, juga isinya.
Jika diantara term dibuat saling
kontradiksi satu dengan lainnya, tanpa pembelajaran subjek yang jelas, secara
keseluruhan dapat dikategorikan batal demi kewarasan pikiran kita. Atma (Jiva) akan tetap berjalan diketinggian
ketika api mengkonsumsi seluruhnya.
Seandainya kondisi ini tetap diteruskan, kondisi primitif tetap dipertahankan seperti semula, mereka yang tak mampu mengubah eksistensi dasarnya,
keberlangsungan bagi pendidikan umat akan punah.
Ibarat konser tanpa perpaduan yang menarik, penonton akan jenuh dan
pergi dengan sendirinya. Tiada yang lebih baik selain mengasingkan diri, daripada sulit memahami absurditas masalah yang dihadapinya. Di timur telah memberikan
hymne untuk menerjemahkan deep personality dalam 6 tablet indah : Nyaya
Philosophy of Logic and Reasoning, Vaisesika: Vedic Atomic Theory,
Sankhya: Nontheistic Dualism, Yoga: Self-Discipline for Self-Realization, Karma-mimamsa: Elevation Through the
Performance of Duty, Vedant: The Conclusion of the Vedic Revelation. The
generation of earth dalam pemahaman Judeo dikatakan : “ For six day God made
the haven and the earth and all that is them is”. Simillar ini seperti arus
yang kembali pada awal permulaan gelombang Pagan. Bagi sejarahwan adalah sebuah
tantangan tanpa harus mengukur inner deposit, berdasarkan fakta atas kesadaran
pada bidang ilmu yang ditekuninya. Holly for hollyness, kebaikan adalah term
pertama dan akan kembali seperti semula (Buddhi), or say “ to Him Who made the
Heaven keep in wisdom”. Tetapi sayangnya sekarang pendidikan luhur masih belum tergali penuh, dimana limbah kepentingan (politik) sudah menumpuk di atasnya,
ilmu modern begitu cepat berkembang seperti badai, seketika memadamkan nyala pelita
kecil, siswa penurut diminta untuk kembali ke ruangannya masing-masing
sementara badai itu tetap datang silih berganti. Illusi pikiran disebabkan oleh
kondisi serta kesalahan dalam penepatannya. Seperti manifestasi energy tak
mutlak wujud, membentuk puzzle persepsi, titik pandangan yang tak sama lagi.
Dan para filsuf akan mengajarkan kesopanan dalam citra, “Lihatlah apakah badai itu
tak mengajarkanmu? ”. Tetapi kata-kata ini seperti ide yang melampui kondisi
yang telah dialaminya, untuk membalikkan fakta yang teduh dan damai itulah
keyakinan kita tentang Heaven. Hikmah mengambil aplikasi demi kenyamanan yang
apa energy alam telah diberikan.
Dalam teology Judoe Crist awal,
Tuhan adalah penuh cinta kasih, kita tahu itu Sophis Yunani meniupkan adara
segar kedalamnya. Son in law of Heaven that is absurd, dan dibuang dariNya
tanpa penekanan. Yang pengawal surgawi berusaha mencegahnya turun. Ini berarti
pemisahan gaib yang sempurna antara terrestrial Man dan celestial Angles,
subjek pengetahuan tentang hukum ruang dan waktu. Dan sabda berkelanjutan
tentang manifestasi kekuatan dengan sudut yang berbeda, Glory of God and
heaven, to evil will cry out in hell. Action akan berlangsung sama dengan sudut
pandang yang berbeda, perumpamaan srigala akan tetap sama tugas, hanya
bagaimana? domba dapat memetik
kebijaksanaan tersebut. Selama kita tetap
puas dengan melampirkan ide murni metafisik untuk kata, kita akan terus berdebat tanpa tiba pada
pemahaman ladang, dan ketika kita telah mendefinisikan hukum alam, kita akan
ada lebih dekat definisi hukum kerajaan dan cinta
kasih. Tapi ketika
merenungkan subjek terdapat juga motif tambahan untuk mengatakan, bahwa tidak ada yang dibuat sia-sia,
karena dalam sia-sia akan menjadi kekuatan visi jika itu mengajarkan manusia tentang
apa-apa. Itu kemarahan yang
disebabkan persepsi keadilan logis yang ambigu seperti mythology dewa kuno
adalah gagasan persepsi antara disiplin matematika satu dan aritmatika lainnya.
Kebijaksanaan adalah jalan yang tepat untuk semua pengetahuan dan proyek
kesadaran yang akan diambil. Sebuah wasiat misalnya pena dan kertas akan sama
dengan yang lainnya, tetapi yang lebih tepat adalah petunjuk karakter
penulisannya. Di Hindhu ada dikatakan mata batin, petunjuk dalam operasi (Udharana)
dengan kata lain, mengambil ungkapan seorang Maharishi “ Kami, sebagai penikmat
yang telah melupakan Tuhan, yang terus-menerus terbakar
di nyala api dari penderitaan tiga kali lipat dari alam semesta ilusi
ini. Berbagai keinginan
jahat (Anarthas) telah membuat
kami melupakan benar diri-yang kita adalah hamba dan anak-anak dari Perwalian, ini nektar dan mengubah kami menjadi budak maya”. Godbless for master ocean
Varuna to their Gift an Candra master of procreation. Maya still large subject
of illusion atau “Jada-Vidya Yata, Mayara vaibhava,
tomāra bhajane badha
moha janamiyā, Anitya
saṁsāre, jīvake karaye gādhā”. Terjemahan :“ Sifat materi maya
adalah racun yang akan mematikan jiwa dan menyeretnya ke lembah non kekal
(samsara) penuh penderitaan.” Memang
kadangkala setiap perdamaian tidak dapat berdiri dalam satu pimpinan yang sama,
namun visi untuk menuju arah yang sama adalah tugas seni. Semacam mengambil
berbagai resep bagi penyakit yang telah bervariasi, itulah yang kita namakan
harapan ke depan.
Kaum liar mereka yang telah
dikeluarkan karena menginjak peradapan resmi peninggalan leluhur, justru itulah
sumber refleksi dari moral yang dipantulkan keluar. Ketidakmampuan menampung
besar aspirasi dan praktek dalam pelaksanaannya. Salah tapi baik, benar dan absurd
tapi makmur, terasa saksi nyata buram ingatannya, bahwa tidak ada peninggalan
yang didirikan tanpa konsepsi hukum yang jelas.
Jika dua kepala elang disatukan satu badan tentu ia tidak mungkin bisa
terbang, dan langit akan tetap kelihatan keruh. Ketika garis bayang ditarik
ketengah (median) itu refeleksi yang paling tepat diambil. Tidak ada pangeran
diperintah oleh langit, tidak ada hakim dan catatatan tentang kejahatan, tidak
ada rasa jijik melihat degradasi moral, tidak ada tahayul yang mungkin dipercaya.
Dipastikan satu sisi dari kepala elang akan bergeser menarik satu dengan yang
lainnya. Itulah prisip absurd alam yang setiap tempat memiliki, dan hamba
mematuhi. Dalam analogi seperti luhur harus memiliki khusus untuk pembelajaran penerusnya.
Demikian juga untuk ladang harus menjadi damai, kerukunan tetap terjaga serta dipertahankan, sebagian principal
asalkan dia memiliki kapasitas
apa-apa untuk mencela dirinya
(kritik) dengan, itu penting sedikit
kepadanya apakah hal-hal telah berjalan dengan baik atau buruk dalam sebuah tatanan. Jika ia makmur, ia tidak berani untuk berbagi
dalam kebahagiaan
berlebih, sebab takut sombongnya dapat tumbuh bangga kemuliaan; jika itu percaya, ia diberkati oleh tangan Tuhan, untuk kesulitan yang dialami umat-Nya. Pada ladang memiliki seorang pengembala yang didirikan pada martabat luhur, itu adalah illahi kehendak bahwa itu harus dihormati, dari kekuatannya harus dipatuhi : dan jika
daya masih disalah gunakan, kuasa akan mencabutnya dari itu, lalu memberikan pelajaran di tiap jaman.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar